sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Beli Rafale-Scorpene Prancis, apa untungnya buat Indonesia?

Indonesia telah meneken MoU pengadaan 42 Rafale dan dua Scorpene dari Prancis dalam rangka memodernisasi alutsista.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 11 Feb 2022 16:58 WIB
Beli Rafale-Scorpene Prancis, apa untungnya buat Indonesia?

Indonesia memborong 42 Rafale, jet tempur serbaguna produksi Dassault Aviation yang berbasis di Prancis. Namun, kontrak kerja sama yang baru diteken melalui mekanisme kemitraan 2+2 antara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) masing-masing negara sebanyak enam unit.

Keputusan tersebut pun direspons positif oleh pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis, Beni Sukadis. "Tentu saja dari segi jumlah cukup menambah daya gentar (deterrent) di kawasan Asia Tenggara, terutama untuk mengawasi wilayah udara RI yang sangat luas ini," ujarnya kepada Alinea.id, Jumat (11/2).

Selain itu, menurutnya, upaya pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) ini bakal membuat posisi pertahanan udara Indonesia semakin diperhitungkan dalam menghadapi ketegangan di Laut China Selatan (LCS).

"[Dalam merespons] situasi di Natuna Utara, solusinya memang dengan modernisasi senjata, tidak bisa hanya dengan diplomasi saja. Dengan menunjukkan kita punya persenjataan itu, China pasti jadi pikir-pikir untuk berurusan," bebernya.

“[Pembelian ini membuat] kita jadi semakin disegani. Apalagi, setahu saya, Pak Prabowo (Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, red) pesan ini berikut senjatanya karena selama ini kita tidak punya senjata," imbuh dia.

Beni mengakui, Rafale tak secanggih Lockheed Martin F-35 buatan Amerika Serikat (AS) ataupun Sukhoi Su-35 produksi Rusia, Namun, kehadiran pesawat tempur bersayap delta di Angkatan Udara (AU) Indonesia sudah cukup untuk mengejar ketertinggalan.

"Dari sisi kemampuan mesin, Rafale ini sama-sama double engine dan punya kemampuan multirole. Artinya, tidak hanya bisa difungsikan sebagai pesawat tempur saja, tapi bisa juga bomber dan memiliki kemampuan jammer dari pesawat lain. Kecanggihan perang elektroniknya sudah lengkap," tuturnya.

Selain Rafale, Indonesia juga mengungkapkan ketertarikannya mendatangkan dua kapal selam (kasel) kelas Scorpene, yang juga dikembangkan perusahaan Prancis. Pun sudah ditindaklanjuti dengan menandatanganan MoU antara PT PAL Indonesia dan NAVAL Group. 

Sponsored

Menurut Beni, langkah tersebut tepat dan patut diapresiasi. Terlebih, Indonesia sempat kehilangan KRI Nanggala-402 pada tahun lalu karena kecelakaan.

"Kecelakaan kasel Nanggala menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan modernisasi alutisista yang bisa menjaga kedaulatan di wilayah maritim dari ancaman konvensional dan nonkonvensional," bebernya.

Beni menambahkan, kemitraan ini pun bakal berdampak positif terhadap posisi Indonesia dari sisi geopolitik. Alasannya, Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki kemandirian dalam produksi alutisista dan mau bekerja sama dalam skema timbal balik dagang (offset), yang meliputi pembuatan suku cadang (sparepart) pesawat, atau lainnya.

"Dan yang lebih penting lagi," ungkapnya, "Prancis walaupun negara NATO, tapi [kebijakan] polugri (politik luar negeri) lebih netral dalam isu-isu sensitif, seperti menolak invasi AS di Irak dan lainnya."

Berita Lainnya
×
tekid