Sikap intoeransi pada anak-anak karena dasarnya meniru dari perilaku orang dewasa.
Aktivis perlindungan anak, Roostien Ilyas, mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bahkan sampai di kampung-kampung saat ini banyak bermunculan sikap intoleransi pada anak.
Itu terungkap ketika Roostien yang melakukan penelitian menemukan banyak anak-anak yang selalu bertanya mengenai agama yang dianut teman bermainnya. Mennurut Roostien, sikap anak-anak demikian tidak salah. Sebab, pada dasarnya sikap anak-anak tersebut meniru dari perilaku orang dewasa.
"Anak selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Apakah itu gurunya, apakah itu mamanya, atau siapa pun dia. Dan ini sangat mengerikan," kata Roostien dalam diskusi di Jakarta Selatan, Minggu (10/11).
Sementara itu, Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Tomagola, berpendapat bahwa sejak dini anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai-nilai kejujuran, kebersihan, pendidikan, sampai nilai menghargai orang lain.
"Ajaran itu harus sudah dimulai sejak PAUD, TK dan SD. Tapi , tak usah bilang nilai-nilai itu untuk menghadapi khilafah atau ekstrem radikal. Ajarkanlah secara universal. Di dunia itu diterima sebagai nilai-nilai kemanusiaan yang luhur," ujar Tamrin.