Besar pasak daripada tiang, APBD DKI 2020 diprediksi defisit

PSI memprediksi terjadi defisit senilai Rp10,7 triliun pada APBD DKI 2020.

Konferensi pers Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta. Alinea.id/Eka Setiyaningsih

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia di DPRD DKI Jakarta menilai akan terjadi defisit senilai Rp10,7 triliun, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2020. Hal ini lantaran terjadi sejumlah perubahan pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

Ketua Fraksi PSI DKI Idris Ahmad mengatakan angka itu didapat dari perhitungan internal partainya, atas defisit pendapatan dan belanja pada 2020.

"Rp10,7 triliun itu adalah perhitungan kami dari dua sisi. Satu defisit di sisi pendapatan, yang artinya miss perhitungan terhadap proyeksi pendapatan dan belanja. Kedua, defisit belanja, karena ada penambahan dan pengurangan saat rapat dengan komisi DPRD," ujar Idris di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Rabu (13/11).

Dalam rancangan KUA-PPAS, pendapatan DKI 2020 dipatok pada angka Rp89,4 triliun. Di dalamnya terdapat target pajak senilai Rp49,5 triliun. Idris pesimistis target pajak itu bisa terwujud, mengingat target pajak tahun sebelumnya tidak tercapai. 

Pada 2019, target pendapatan dari pajak ditetapkan senilai Rp44,54 triliun. Namun hingga 3 November 2019, pendapatan pajak yang berhasil dihimpun baru mencapai Rp33,53 triliun.