BI: Transaksi digital banking per Oktober Rp3.910 triliun

Masyarakat semakin terbiasa untuk melakukan transaksi secara digital di tengah keterbatasan aktivitas fisik. 

Ilustrasi. iStock

Di tengah era digital 4.0 ketidakpastian perekonomian global akibat pandemi begitu terasa, dan seluruh elemen pun terkena dampaknya. Tetapi, Bank Indonesia mendorong penguatan inovasi baik dari sinergi kebijakan ekonomi nasional, maupun dalam akselerasi digitalisasi, inklusi ekonomi, dan keuangan nasional. Inovasi yang dilakukan antara lain di area digitalisasi sistem pembayaran, program pengembangan UMKM, dan ekonomi kerakyatan, serta pengembangan ekonomi dan keuangan hijau.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Retno Ponco Windarti, memberikan pandangan mengenai perkembangan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Menurutnya, selama 2021 ada tiga hal yang perlu dicermati. 

Pertama, perubahan kebiasaan membayar masyarakat semakin nyata. Masyarakat semakin terbiasa untuk melakukan transaksi secara digital di tengah keterbatasan aktivitas fisik. Ini dibuktikan dari peningkatan yang signifikan dari transaksi e-commerce, digital banking, dan uang elektronik.

"Sampai dengan Oktober 2021 ini nilai transaksi uang elektronik sudah tumbuh sebesar 55,5% jadi sangat tinggi, sehingga mencapai Rp29,23 triliun. Kemudia transaksi digital banking juga meningkatkan 63% lebih, sehingga menjadi Rp3.910 triliun lebih, di tengah pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya belum tinggi,” jelas  Retno Ponco Windarti, dalam kegiatan BIRAMA, Jumat (3/12).

Hal kedua yang perlu dicermati adalah solusi fintech yang semakin diterima oleh masyarakat, inovasi yang terus berlanjut, dan ekosistem yang semakin meluas. Di mana sejumlah inovasi kian berkembang, misalnya kolaborasi fintech dengan bank untuk tarik tunai, pembelian reksa dana bisa dilakukan melalui channel uang elektronik, hingga kolaborasi fintech dengan startup dalam hal pencatatan akuntansi.