BMKG: Kota Cilegon berpotensi diguncang gempa magnitudo 8,7

Letak Cilegon selain strategis juga menyimpan potensi bahaya.

Petugas memeriksa data rekam seismograf pemantau aktifitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12)./AntaraFoto

Pemerintah Provinsi Banten diminta memperkuat dan membangun sistem mitigasi untuk antisipasi ancaman gempa bumi dan tsunami yang berpotensi menghantam wilayah Banten. Salah satu wilayah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami adalah Kota Cilegon.

Peringatan itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Letak Cilegon yang di ujung barat Pulau Jawa di tepi Selat Sunda selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kala audiensi dengan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Saat bertemu di rumah Gubernur Banten, Dwikorita menjelaskan, tsunami bisa terjadi apabila ada gempa bumi kuat. Jika itu terjadi, kata Dwikorita, kawasan industri Cilegon berpotensi mengalami kegagalan teknologi yang dapat menimbulkan kerugian kerusakan infrastruktur, lingkungan, maupun cidera, penyakit bahkan kematian pada manusia.

"Ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami," tutur mantan Rektor UGM itu lewat siaran pers BMKG, Rabu (16/2).

Cilegon, kata Dwikorita, selama ini dikenal sebagai kota industri. Di daerah juga terdapat berbagai macam objek vital negara. Antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant, (Rencana Lot) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana Lot) Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.