BMKG: Tsunami Anyer diduga dipicu aktivitas vulkanik Krakatau

BMKG menjelaskan tsunami atau gelombang air laut Selat Sunda diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau.

BMKG menjelaskan tsunami atau gelombang air laut Selat Sunda diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau. / Twitter

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan tsunami atau gelombang air laut Selat Sunda diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, tsunami di kawasan pantai barat Provinsi Banten dan pantai selatan Provinsi Lampung diduga dipicu aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Tidak ada gejala seismisitas tektonik yang memicu tsunami sehingga setelah tadi berkoordinasi dengan Badan Geologi bahwa diduga akibat erupsi tersebut, baik kemungkinan bisa langsung atau secara tidak langsung memicu terjadinya tsunami," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta pada Minggu (23/12) dini hari.

Menurut dia, terjadi aktivitas vulkanik berupa erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada sekitar pukul 21.03 WIB yang dipantau oleh Badan geologi.

Sementara itu, kondisi gelombang di Selat Sunda pada 21-25 Desember 2018 juga sedang mengalami gelombang tinggi karena bulan purnama.