BPOM bahas vaksin halal dengan negara-negara OKI

BPOM bisa belajar cara mengomunikasikan produk vaksin ke masyarakat.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Penny K Lukito (kiri) bersama Dirut PT Bio Farma (Persero) M Rahman Roestan (kanan) dan Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemenlu Febrian A Ruddyard (tengah) memberikan keterangan pers jelang penyelenggaraan pertemuan NMRAs di Jakarta, Senin (19/11)./ Antara Foto

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan pembahasan terkait vaksin halal dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pembahasan ini menjadi bagian dalam pertemuan kepala otoritas regulatori obat negara-negara OKI yang bertajuk "Opportunities and Challenges of entering Health Product's Market in OIC Countries".

"Ada pembicaraan tentang vaksin halal. Program vaksin di negara-negara muslim tentunya akan berbeda, dan kita akan mendengarkan bagaimana negara-negara lain memperluas cakupan coverage vaksinasi dari negara-negara tersebut," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/11). 

Dia berharap, dari pertemuan ini BPOM bisa belajar cara mengomunikasikan produk vaksin ke masyarakat. Penny mengakui, kehalalan vaksin sering menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, acara ini juga akan membahas strategi mengatasi obat dan vaksin palsu. Menurut Penny, belakangan persoalan ini kembali marak.

"Tantangan kita yang lain adalah obat dan vaksin palsu. Itu adalah masalah internasional," kata dia.