BSSN sebut peristiwa kebocoran data tidak bisa dianggap remeh

Kasus kebocoran data yang berkembang pada beberapa waktu terakhir, masih dalam proses penyidikan oleh Polri, BIN, Kemkominfo, dan BSSN.

Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Luki Hermawan dalam kegiatan yang dipantau daring, Kamis (15/9/2022). Foto YouTube BSSN

Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Luki Hermawan memaparkan, kebocoran data dapat mengakibatkan dampak yang akan mencakup seluruh sektor. Oleh karena itu, peristiwa kebocoran data ini tidak bisa dianggap remeh, karena bisa jadi di belakang kebocoran data ini, ada sebuah motif tertentu.

Misalkan saja kebocoran data yang tidak menargetkan merusak sistem. Akan tetapi, terdapat motif lain seperti mencuri data pribadi, mencuri data yang terdapat di simpan pada sistem, dan kemudian dapat merugikan korban secara materil dan nonmateril. 

“Apabila ada satu sektor terdampak. Ini akan berpengaruh pada sektor lain. Makanya, insiden kebocoran data pada sektor infrastruktur informasi vital di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Terkait kebocoran data, bisa jadi motif dari serangan atau insiden tersebut tidak menargetkan kerusakan pada sistem atau menghentikan layanan. Melainkan, mengincar data pribadi atau sensitif yang disimpan pada sistem. Sehingga kita tidak tahu secara pasti kerugian materil dan nonmateril yang timbul dari kejadian ini,” kata Luki dalam kegiatan yang dipantau daring, Kamis (15/9).

Dia mengungkapkan, kasus kebocoran data yang berkembang pada beberapa waktu terakhir, masih dalam proses penyidikan oleh Polri, BIN, Kemkominfo, dan BSSN. Tim juga masih mencari tahu motif seperti apa yang diinginkan oleh peretas tersebut dan BSSN bersama stakeholder berharap bisa menemukan tersangka. 

Luki juga menjelaskan anomali yang terjadi di indonesia dari jangka waktu Januari-13 September 2022, di mana BSSN telah mencatat lebih dari 852.201.987 anomali trafik. Anomali yang terbanyak berasal dari infeksi mailware sebanyak 55,6%, kebocoran informasi sebanyak 15,20%, trojan sebanyak 10,21%.