Profil Buya Syafi'i, ulama yang pernah tolak jabatan dari Jokowi

Buya Syafi'i dikenal cendekiawan yang mendedikasikan pemikirannya untuk keberagaman dan toleransi.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syaf'i Maarif. Foto: Istimewa.

Kepergian Ahmad Syafi'i Maarif atau Buya Syafi'i meninggalkan duka mendalam bagi Bangsa Indonesia. Ia meninggal dunia pada umur 86 tahun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Buya dirawat di rumah sakit sejak 14 Mei 2022 lalu usai mengalami sesak napas.

Selama hidupnya, Buya Syafi'i dikenal sebagai salah satu ulama sekaligus cendekiawan yang mendedikasikan pemikirannya untuk keberagaman dan toleransi. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu dikenal sebagai ulama moderat. 

Melalui Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Adi Prasojo, Kardinal Ignatius Suharyo, mewakili umat Katolik Indonesia mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Buya Syafi'i.

"Atas nama pribadi Bapak Kardinal Ignatius Suharyo dan umat Katolik KAJ, kami mengucapkan turut berduka mendalam atas kepergian Bapa Bangsa Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif kepada keluarga Buya Syafii Maarif dan keluarga besar PP Muhammadiyah. Semoga beliau husnul khatimah diterima amal ibadah dan diampuni kesalahannya. Selamat jalan Bapak Bangsa Buya terkasih," kata Romo Adi dalam keterangannya, Jumat (27/5).

Pengaruh Buya Syafi'i dalam membangun karakter bangsa dan keberangan sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal 2015, sempat menawarkan posisi Dewan Pertimbang Presiden, namun Buya Syafi'i menolaknya.