Dua sisi terowongan silaturahmi ala Jokowi

Nasaruddin Umar dan Romo Hani menilai terowongan silaturahmi ala Jokowi bukan sekadar simbol fisik.

Pekerja merenovasi kubah Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (19/2). Renovasi Masjid Istiqlal ditargetkan rampung pada April 2020 sehingga dapat digunakan maksimal pada bulan Ramadan. /Foto Antara

Proyek pembangunan terowongan sebenarnya tak ada dalam desain awal renovasi Masjid Istiqlal. Pada mulanya, renovasi hanya meliputi bagian interior dan sejumlah bagian di eksterior masjid yang di antaranya meliputi sungai, taman, dan lahan parkir.

Usul membangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral menyembul saat Jokowi mengecek progres renovasi Istiqlal di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (7/2). Jokowi langsung menyetujui usul itu. 

"Tadi ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui sekalian. Sehingga, ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi. Tidak berseberangan," kata Jokowi. 

Itu bukan sekadar wacana. Pasalnya, jalan masuk menuju terowongan itu sudah dibangun via basement di Masjid Istiqlal. Tanah telah digali, dan pancang-pancang didirikan. Akhir Februari, betuk fisik pintu masuk terowongan sudah mulai terlihat. 

Pembangunan terowongan berjalan di tengah banjir kritik. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj sempat menyebut simbolisasi fisik semacam itu tidak diperlukan. Ia malah menduga ada kepentingan politis di balik pembangunan terowongan tersebut.