Covid-19: Komunikasi Istana 'gaduh' picu gejolak sosial

Presiden Jokowi pun diminta bersikap lebih tegas kepada anak buahnya yang inkompeten itu.

Layar menampilkan rapat terbatas melalui konferensi video yang dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Bogor di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto Antara/Hafidz Mubarak A.

Banyak pejabat di Istana dan inkompeten dalam penanganan pandemi coronavirus baru (Covid-19) berkomentar. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membentuk gugus tugas dan menunjuk juru bicara untuk menanganinya.

Orang-orang di Istana yang "turut merecoki" penanganan Covid-19 itu, seperti Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman serta dua Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian dan Ali Mochtar Ngabalin. Imbasnya, kinerja pemerintah tampak berantakan.

"Sangat berbahaya. Karena masyarakat tak mendapatkan informasi yang tepat dan benar dari Istana. Pejabatnya komentar masing-masing," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin, saat dihubungi Alinea.id, Selasa (31/3).

Jokowi diketahui telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sedangkan Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto, sebagai juru bicara pemerintah.

Motif pejabat inkompeten ini muncul, Ujang menduga, untuk "mencuri panggung" alih-alih "penyambung lidah" presiden dengan rakyat. "Tapi yang terjadi, memperburuk citra Istana," ucapnya.