Cuaca ekstrem diklaim sebagai ganjalan

Faktor cuaca ekstrem saat itu turut andil dalam insiden yang sejauh ini sudah menewaskan dua belas korban.

Kapal feri Lestari Maju yang melayani penyeberangan ke Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba ke Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, dikabarkan tenggelam, Selasa (3/7)./ Dokumen BNPB

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo membenarkan adanya penenggelaman KM Lestari Maju pada Selasa (3/7). Musibah itu terjadi dalam rute penyeberangan dari Bulukumba ke Selayar, dari Pelabuhan Bira ke Pelabuhan Pamatata. 

“Kapal itu (sudah) biasa rute penyeberangannya, jadi saya pikir nahkoda dan kru kapal sudah familiar dengan kondisi di sana. Kapal itu dari segi dokumentasi dan pemeriksaan kami, lengkap semua dokumennya, baik sertifikat, manifes lengkap semua ada, tapi memang kadang alam tak bisa kita duga,” kata Agus.

Menurutnya, faktor cuaca ekstrem saat itu turut andil dalam insiden yang sejauh ini sudah menewaskan dua belas korban. Nahkoda sendiri, imbuhnya, sudah berusaha menyelematkan kapal dengan meminggirkannya ke garis pantai agar aman. Namun saat akan dikandaskan, cuaca ekstrem menjadi ganjalan utama.

Dalam prosedur pelayaran, kata Agus, nahkoda dan kru kapal tidak bisa mengkandaskan kapal jika tidak ada kejadian luar biasa. Lagi-lagi Agus memastikan, kejadian ini bukan karena kapal kelebihan muatan. Sesuai kapasitas, kapal ini berukuran 1500 GT atau bisa mengangkut lebih dari 200 penumpang.

“Dari segi penumpang masih memenuhi syarat, life jacket lengkap, safety semua lengkap,” ujarnya.