Erupsi Semeru, kondisi cuaca menghambat proses pencarian korban hilang

BNPB yang dibantu para relawan membantu untuk penguatan pendataan di lapangan sehingga data terpilah.

Ilustrasi, tim Basarnas mencari korban letusan Gunung Semeru. basarnas.go.id

Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang berada di bawah koordinasi Basarnas memfokuskan pencarian di tiga sektor. Korban meninggal dunia per Sabtu (11/12), pukul 18.00 WIB, berjumlah 46 jiwa.

Tim SAR dari personel Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan dan warga ini terbagi ke dalam 4 grup. Tiga grup memfokuskan pada pencarian di tiga sektor sedangkan satu lainnya bersiaga untuk evakuasi dan membantu pendataan warga terdampak bencana. Grup pertama melakukan pencarian di Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, grup dua di daerah tambang Pasir H. Satuhan dan grup ketiga di Dusun Keboneli dan Kampung Renteng.

Kondisi cuaca hujan terkadang menghambat proses pencarian korban hilang. Basarnas menekankan pada keamanan dan keselamatan responder yang bekerja di lapangan. Para responder sebelum melakukan operasi di lapangan terlebih dahulu mendapatkan briefing keamanan dan keselamatan. 

"Dampak korban jiwa lainnya, 9 jiwa masih dinyatakan hilang, sedangkan luka berat 18 jiwa dan luka ringan 11 jiwa, kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/12)  

Sementara itu, pendataan warga yang mengungsi pada Sabtu (11/12) berjumlah 9.118 jiwa. Proses pendataan penyintas masih terus dimutakhirkan setiap harinya. Dari total angka tersebut, jumlah penyintas laki-laki 4.435 jiwa dan 4.683 jiwa. Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibantu para relawan membantu untuk penguatan pendataan di lapangan sehingga data terpilah, khususnya kelompok rentan, dapat terdata dengan lebih baik.