Dampak 'social distancing', pengusaha kopi pusing

Pengusaha kopi mengalami penurunan omzet karena pandemi Covid-19.

Pengusaha mengolah kopi Indonesia siap jual/Foto Antara.

Kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran pandemi Covid-19 melalui social distancing atau mengurangi kontak sosial secara langsung untuk menangkal coronavirus dinilai tidak efektif.

Astri Septiani, jurnalis di salah satu media ternama di Jakarta, merasa tak banyak warga ibukota mematuhi kebijakan tersebut. Sebab, kata wanita yang berdomisili di Depok ini, masih melihat aktivitas perkantoran yang tak selaras dengan konsep social distancing sehari-hari.

"Masih ada yang kerja, kegiatan di tempat publik masih ramai, transportasi publik juga ramai. Kayak kemarin, mau dikurangin jumlah transjakarta buat bantu social distancing aja nyatanya malah jadi penumpukan gitu," tutur Astri, kepada Alinea.id, Kamis (19/3).

Dia memaklumi, masih adanya aktivitas perkantoran dan warga ibukota di tengah pandemi Covid-19. Sebab, kebijakan tersebut kurang mengikat dan terkesan tak tegas tidak seperti lockdown atau karantina wilayah yang telah silakukan di sejumlah negara.

"Karena sifatnya bukan seperti lockdown atau karantina wilayah yang mengharuskan semua masyarakat untuk stay at home, keluar cuma mendesak. Kebijakan ini jadi kayak lebih enggak tertib," ucapnya.