Delpedro Marhaen: Ade Armando jago membual seperti Jokowi

"Yang harus dipanggil itu Ade Armando. Dia harus bisa jelaskan apa yang dimaksud dengan UI disuap," tegas Delpedro.

Tsamara Amany dan Ade Armando. /facebook.com/ade.armando.372.

Twit Ade Armando yang mengkritik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) tidak sejalan dengan kapasitasnya sebagai pakar sekaligus dosen ilmu komunikasi di kampus tersebut. Demikian disampaikan Delpedro Marhaen dari Blok Politik Pelajar. 

"Sebenarnya di sini, justru agak aneh, Pak Ade Armando doktor dan dosen komunikasi, tapi dari komunikasi beliau, salah. Tadi bilang kritik yang dilakukan BEM UI tidak pintar. Nah, saya tanya apanya yang tak pintar," kata Delpedro dalam debat terbuka dengan Ade Armando yang disiarkan secara live di channel Youube Hersubeno Point, Senin (28/6) malam.

Dalam debat itu, Ade Armando mengaku alasan twitnya menyebut BEM UI pandir karena mengritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sebutan King of Lip Service. Ade mengatakan, dirinya termasuk orang yang menghargai kebebasan berekspresi. Karena itu, kata dia, apa yang disampaikan BEM UI tak valid dalam berdemokrasi.

Apa yang disampaikan BEM UI, kata Ade, dilakukan dengan cara yang tidak pintar. "Mereka menyerang Pak Jokowi dengan cara, yang menurut saya, tak pintar. Maka, sebagai anggota civitas akademik UI, saya harus menyatakan, enggak beres nih kalian cara berpikirnya," jelas Ade.

Ade menjelaskan letak ketidakberesan BEM UI menyebut Jokowi sebagai King of Lip Service tatkala menunjukkan serangkaian bukti. Misalnya, Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE, UU KPK, UU Tenaga Kerja, dan penangkapan demonstran.