DFW sorot tingginya insiden kecelakaan perahu nelayan

Ada 13 kali insiden kecelakaan laut sejak Desember 2020 hingga Januari 2021.

Ilustrasi nelayan/Pixabay.

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mencatat, dalam kurun waktu 1 Desember 2020 hingga 10 Januari 2021, ada 13 kali insiden kecelakaan perahu nelayan dan kapal perikanan di perairan Indonesia.

Tingginya kecelakaan tersebut, lanjut DFW, semestinya perlu diperhatikan pemerintah dengan meningkatkan pengawasan, pemberian informasi dini, melengkapi alat keselamatan kerja di kapal serta memastikan nelayan dan awak kapal perikanan ikut dalam program asuransi.

“Akibat kecelakaan laut yang terjadi dan dialami oleh kapal nelayan telah menimbulkan korban jiwa. Dari 13 insiden tersebut, kami mencatat 48 orang korban dengan rincian 28 hilang, 3 meninggal, dan 17 selamat,” ujar Koordinator Nasional DFW Indonesia, Moh Abdi Suhufan dalam keterangan tertulis, Senin (18/1).

Insiden terbaru kecelakaan laut terjadi pada kapal ikan KMN Berkah Abadi yang bertabrakan dengan kapal tanker di perairan Jepara, Jawa Tengah.

Hingga saat ini, 12 awak kapal perikanan KMN Berkah Abadi hilang dan belum ditemukan. Untuk itu, lanjut Abdi, pemerintah perlu menekan tingkat kecelakaan di laut yang belakangan banyak terjadi pada nelayan.