Nestapa di balik sengketa tak berujung warga Ancol vs Pelindo II

Sebanyak 850 kepala keluarga di Ancol terancam kehilangan rumah dan tanah mereka.

Sengketa tak berujung antara warga Ancol dan PT Pelindo II mengindikasikan buruknya tata kelola pertanahan. Alinea.id/Oky Diaz

Selain sebuah televisi 16 inci berwarna hitam yang terletak di salah satu sudut, tak tampak perabotan mewah di ruang tamu Zainudin. Di tengah ruangan, sang pemilik rumah duduk bersila. Sesekali, asap rokok mengepul dari mulut pria berjenggot putih itu. 

Zainudin semringah kala memperlihatkan empat lembar catatan lusuh peninggalan mendiang ayahnya, Timin Rodjali. Dengan bangga, pria berusia 59 tahun itu mengisahkan perjalanan hidup ayahnya, seorang veteran perang era kolonial Belanda dan Jepang.

"Ayah saya intelijen, terakhir bertugas di Timor Leste," kata Zainudin membuka percakapan dengan Alinea.id di kediamannya di Kampung Jalan Lodan, RT 02/RW 08, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Senin (9/3) sore.

Zainudin membolak-balik riwayat hidup yang ditulis ayahnya pada tahun 1990 itu. Dalam catatan itu, tertulis Rodjali merupakan seorang anggota pelopor di GG Burung Jakarta. 

GG Burung Jakarta ialah pasukan beranggotakan para pemuda yang turut mengangkat senjata mengusir Belanda pada 1945. "Keluarga kami sudah di sini sejak lama. Ayah dan ibu ayah saya meninggal di sini juga," kata Zainudin.