Dianggap tagut, terorisme sasar Mabes Polri

Terjadi baku tembak di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3) sore. Polisi menembak satu OTK di lokasi.

Mabes Polri, DKI Jakarta. Google Maps/Aditya Wicaksono

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati, menilai, teror di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (31/3), dilakukan lantaran pelaku menganggap polisi tagut.

"Karena polisi dianggap toghut," ujarnya kepada Alinea.id, beberapa saat lalu. "Mereka brutal karena ada hal yang menjadi harapan mereka tak didapatkan. Itu bisa macam-macam."

Menurutnya, teror tersebut pun bisa dilatarbelakangi oleh penangkapan belasan terduga teroris oleh Densus 88 Polri, beberapa hari terakhir, pascabom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Probabilitasnya bisa demikian, tapi kita juga jangan terburu buru simpulkan," jelas Nuning, sapaannya.

"Dalam menganalisa kejadian terorisme, kita harus holistik. Jadi, probabilitas bisa saja ada hubungan atau tidak sama sekali dengan penangkapan teroris secara massal di Sulsel," imbuhnya.