Dirut RSDP Serang mengaku kebobolan soal pungli pemulangan jenazah

Polda Banten sudah menetapkan tiga tersangka atas kasus dugaan pungutan liar pengurusan jenazah korban tsunami Selat Sunda oleh RSDP Serang.

Alat berat dioperasikan untuk membersihkan puing-puing rumah yang hancur akibat tsunami Selat Sunda di Carita, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018). Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp1,98 triliun yang akan digunakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan dampak tsunami Selat Sunda. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang dr. Sri Nurhayati mengaku kecolongan dengan adanya oknum pegawai yang mengambil pungutan dari korban bencana tsunami Selat Sunda.

"Terus terang kami menyayangkan dan kami sendiri tentu terpukul dengan kejadian ini. Sangat sedih dan hancur dalam kasus ini. SOP seperti bencana tidak boleh dipungut biaya," kata dr Sri Mapolda Banten, Minggu (30/12).

Dia mengatakan, bahwa pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran rumah sakit milik pemkab itu agar pelayanan untuk pemulangan jenazah tidak dipungut biaya. 

"Situasinya sedang crowded, kami tahu pungli setelah itu ada di media. Kami terkejut," ujarnya.

Berdasarkan hasil evaluasi, pihaknya menemukan bahwa pihak IKFM memungut biaya dari keluarga korban tsunami.