DMI dorong kegiatan positif untuk jauhkan radikalisme di masjid

Salah satu kegiatan positif yang dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin, saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/10)./Antara Foto

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin, meluruskan informasi terpaparnya masjid oleh paham radikalisme. Informasi ini diungkap Kasubdit pada Direktorat 83 Badan Intelijen Negara (BIN), Arief Tugiman, yanag menyatakan 41 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme.

Menurut Syafruddin, unsur radikalisme yang dimaksud tidak tertuju pada masjid, melainkkan pada orang-orang atau kelompok-kelompok yang menyebarkan radikalisme.

"Masjid itu benda mati kok, justru kita, orang-orang, harus menjaga kesucian masjid betul-betul, supaya jadi pusat peradaban Islam, tempat beribadah, dan tempat meningkatkan iman," jelasnya di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/11).

Karenanya Syafruddin berharap masyarakat menghilangkan pandangan bahwa masjid merupakan akar radikalisme.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan-RB) ini menyatakan, DMI tidak memiliki daya untuk menginvestigasi permasalahan ini. Ia berharap aparat pemerintah segera bergerak dan turun tangan.