DPR: Tidak ada satu pun yang suka dengan PJJ

Kegiatan belajar mengajar secara daring dikeluhkan karena dianggap memberatkan orang tua, murid, dan guru.

Ilustrasi. Pixabay

Puluhan ribu masyarakat disebut tidak menyukai sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diadopsi saat pandemi Covid-19. Desakan evaluasi pun digaungkan publik terhadap formula pembelajaran tersebut.

"Sistem daring yang saya lihat selama ini yang sudah terjadi, mungkin hampir 10.000-an saya sudah betemu orang tua siswa ada di banyak titik, tidak ada satu pun yang suka dengan sistem daring ini," kata Anggota Komisi X DPR, My Esti Wijayati, dalam Rapat Panja Peta Jalan Pendidikan dan disiarkan secara virtual, Rabu (11/11).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyebut, ketidaksukaan publik bukan dilatari terbatasnya sarana dan infrastruktur. "Tetapi merasa bahwa sistem ini amat memberatkan, baik kepada orang tua, siswa, maupun gurunya."

Karenanya, Esti mendorong sistem tersebut perlu dievaluasi. Bahkan, sebagian masyarakat mengusulkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka diberlakukan kembali.

Jika sistem PJJ ingin dimasukkan dalam Peta Jalan Pendidikan, menurutnya, mesti ada perubahan budaya kepada orang tua, siswa, dan guru lantaran menjadi faktor ketaksukaan publik. Sayangnya, bukan perkara mudah untuk dilakukan.