Eijkman: Vaksin Covid-19 Merah Putih harganya jauh lebih murah

Untuk uji klinik, menurut Amin,  membutuhkan anggaran lebih besar dibandingkan fase penelitian dan pengembangan.

Ilustrasi. Pixabay

Vaksin Covid-19 Merah Putih buatan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bermitra dengan PT Bio Farma akan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada akhir semester pertama 2022.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kata Kepala LBM, Eijkman Amin Soebandrio, masih membiayai pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih setelah dibubarkan Kemenristek/BRIN. 

Dia membantah, ada hambatan dan gangguan dalam koordinasi pasca dibubarkan Kemenristek/BRIN, karena sudah sejak lama ada kesepakatan terkait pembiayaan penelitian.

Menuruut dia, saat memasuki fase uji klinis, beban biaya pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih dialihkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk uji klinik, kata Amin, membutuhkan anggaran lebih besar dibandingkan fase penelitian dan pengembangan.

"Dibutuhkan subjek uji klinik minimal 5.000 orang. Namun, jumlah subjek uji klinik idealnya mencapai 20.000 orang.  Dalam hitungan kasar, beban biaya uji klinik 20 juta untuk setiap subjeknya. Jadi, uji klinik saja membutuhkan biaya 400 miliar," kata Amin dalam diskusi virtual, Jumat (21/5).