Euforia berlebihan dan 'misteri' vaksin Sinovac

Kedatangan vaksin Sinovac disambut gegap gempita. Padahal, informasi efektivitas dan keamanan vaksin belum ada.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Euforia dan gegap gempira mengiringi kedatangan vaksin Sinovac asal China. Beredar meme anak melompat kegirangan dengan tulisan ‘vaksin telah tiba, hatiku gembira’. Seperti parade, para pengusaha merespons positif kedatangan vaksin. Harga saham perusahaan-perusahaan farmasi melesat.

Tidak hanya itu. Bak pahlawan pulang dari medan perang, Pemerintah bahkan meminta semua stasiun televisi menyiarkan secara langsung kedatangan 1,2 juta dosis vaksin buatan perusahaan farmasi China itu saat tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Minggu (6/12) malam. Presiden Joko Widodo menyiapkan pidato khusus secara online untuk "merayakan" kehadiran vaksin.

Presiden menjelaskan, vaksin sebanyak 1,2 juta dosis itu sudah siap suntik jika lolos rekomendasi. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring kebutuhan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Gelombang kedua, kata Presiden, akan tiba di awal Januari 2021 sebanyak 1,8 juta dosis vaksin.

Selain vaksin jadi, kata Jokowi, Indonesia juga mendatangkan vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses oleh PT Bio Farma.

"Dalam bulan ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah," ujar Presiden.