Fahri: Mas Menteri, sekolah mandiri memiliki banyak ekses negatif

Anak lebih suka bermain game dan media sosial (medsos) ketimbang fokus belajar secara mandiri.

Fahri Hamzah.Instagram Fahri Hamzah

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menilai, sekolah mandiri atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), memiliki ekses atau dampak negatif bagi perkembangan kepribadian anak secara luas.

Berdasarkan pengamatannya, anak menjadi lupa waktu. Lebih suka bermain game dan media sosial (medsos) ketimbang fokus belajar secara mandiri, meskipun sudah dibimbing oleh orang tua di rumah. Ekses negatif lainnya, menjadi kurang menghormati norma-norma agama.

"Lapor Mas Menteri! Kemarin menumpang salat di rumah saudara sekitar jam 22.00 malam. Di samping saya salat, ada 3 anak kecil sedang bermain gadget. Satu menonton YouTube, satu main game, satu lagi main Tiktok dengan HP ibunya dan bapaknya yang terbiasa dipakai sekolah," kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/7). 

Selain itu, untuk melakukan sekolah mandiri tidak semua warga memiliki akses jaringan, gadget maupun paket data. Apabila orang tua siswa adalah seorang yang berkecukupan, tentu hal itu tidak menjadi masalah karena kebutuhan anak mereka akan dipenuhi. Sementara yang miskin akses bisa frustrasi, tidak bisa berbuat apa-apa, guru dan kelas mereka menjadi tidak terjangkau.

Bahkan bagi anak yang kaya akses dan paket data pun, akan menyebabkan mereka menjadi penghuni dunia maya yang palsu. Anak-anak akan banyak menonton layar kaca dan tanpa pengawasan yang bisa merusak mata, otak, dan hati.