Gaduh AstraZeneca dan "gagap" vaksinasi RI

Pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan vaksin AstraZeneca meskipun salah satu relawannya meninggal dalam uji klinis.

Ilustrasi vaksin. Alinea.id/Oky Diaz

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto kembali hadir dalam diskusi mingguan yang digelar di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (27/10). Dipandu Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratomo, diskusi umumnya membahas perkembangan tema khusus soal keamanan vaksin Covid-19. 

Dalam diskusi itu, Airlangga hadir bersama Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro dan Kepala BNPB Doni Monardo. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah muncul tak lama setelah acara diskusi berlangsung.

Di salah satu sesi, Airlangga memaparkan soal perkembangan uji klinis vaksin di Indonesia. Ia menyebut semua vaksin yang bakal disuntikkan wajib mengantongi izin Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Untuk evaluasi, Airlangga menyebut BPOM juga bakal mendapat laporan uji klinis vaksin dari berbagai negara. 

"Termasuk (uji klinis) di Brasil. Dan BPOM juga akan melakukan kunjungan. Sebagian sudah ke China dikirim tim, kemudian juga G-42 dan juga berangkat kemarin ke UK. Jadi, beberapa lokasi sudah dilihat," kata Airlangga dalam diskusi yang disiarkan di akun YouTube BPNB itu. 

Secara khusus, Airlangga menyinggung Brasil. Negara-negara lain yang juga menggelar uji klinis tak disebut. Kenapa Brasil? Di negara gila sepakbola itu, uji klinis vaksin AstraZeneca memakan korban. Seorang relawan uji klinis dilaporkan meninggal setelah disuntik vaksin yang diproduksi perusahaan farmasi asal Inggris itu.