Ganjil genap di pasar tradisional harus diterapkan

Anies menegaskan, pilihannya sederhana ganjil genap atau tidak buka sama sekali.

Petugas medis dari tim gugus tugas Covid-19 melakukan pemeriksaan suhu tubuh sejumlah pedagang di Pasar Botania 2 Batam, Kepulauan Riau, Jumat (15/5)/Foto Antara/M N Kanwa.

Pemprov DKI terapkan kebijakan buka kios ganjil-genap di pasar tradisional. Namun, ada beberapa pedagang yang menolak pemberlakukan ganjil genap, karena bisa mengurangi pendapatan para pedagang.

Pemprov DKI, menerapkan ganjil genap untuk mencegah penyebaran Covid-19, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di Jakarta.

Gubernur DKI, Anies Baswedan menegaskan, kebijakan ganjil genap di pasar tradisional harus tetap berjalan. Hal itu, untuk menjamin keselamatan para pedagang. "Harus ganjil genap. Karena memang saat ini kapasitasnya hanya 50%, demi keselamatan pedagang juga," kata Anies di Jakarta, Rabu (17/6).

Selain menjamin keselamatan pedagang, menurut Anies, kebijakan ganjil genap berguna untuk menjamin keamanan dan keselamatan para pembeli yang datang berbelanja di pasar tradisional. "Jadi bukan semata mata ganjil genap, ini adalah soal keselamatan," ujar dia.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan, hanya ada dua pilihan yang ditawarkan untuk para pedagang pasar tradisional. Pertama, membuka pasar dengan menerapkan ganjil genap. Kedua, Menutup aktivitas dan kegiatan jual beli di pasar.