Garuda Woyla, peristiwa pembajakan pesawat di Indonesia

Sebelum dibajak, pesawat itu seharusnya terbang dari bandara Talang Betutu, Palembang, menuju bandara Polonia, Medan.

Pesawat Garuda Indonesia McDonnell Douglas DC-9-32, sejenis dengan Garuda Woyla yang dibajak pada 29 Maret 1981. /jetphotos.com

Tragedi kecelakaan pesawat Lion Air JT610 masih menyisakan duka bagi kita semua. Insiden kecelakaan itu masih dalam proses penyelidikan. Kecelakaan pesawat memang beberapa kali terjadi di Indonesia. Selain kecelakaan, dunia dirgantara kita pernah dihebohkan aksi pembajakan pada 1981.

Kronologis pembajakan

Tak ada firasat apapun dalam benak pilot Herman Rante kala dia menerbangkan pesawat Garuda Woyla DC-9 dengan nomor penerbangan GA 206 dari bandar udara Kemayoran, Jakarta, ke bandar udara Talang Betutu, Palembang, pada 28 Maret 1981. Semua berjalan baik. Herman saat itu mengangkasa bersama kopilot Eddy Luwantoro dan tiga pramugari, Lidia, Wiyana, serta Dwiyanti.

Pesawat tersebut kemudian terbang kembali dari Talang Betutu, Palembang, menuju bandara Polonia, Medan pukul 09.50 WIB. Dari bandara Kemayoran, pesawat ini mengangkut 34 penumpang.

Sinar Harapan edisi 4 April 1981 mencatat, ada enam orang warga negara asing dalam penerbangan ini, antara lain Karl Schneider dam Ralph Hunt (Amerika Serikat), Raymond Heischman dan Robert Wainright (Inggris), Hengky Siesem (Belanda), dan Hiromi Higa (Jepang).