Setelah PDIP, giliran Gerindra tolak TIM dibangun hotel mewah

Sebaiknya Pemprov DKI duduk bersama bermusyawarah dengan para seniman yang aktif di TIM.

Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki. Foto: Ist

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra, Syarif, menolak program revitalisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan membangun hotel mewah bintang lima di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Menurut Syarif, soal program revitalisasi TIM sebaiknya Pemprov DKI duduk bersama bermusyawarah dengan para seniman yang aktif di tempat pusat kesenian itu. Dalam pertemuan itu, agar dibicarakan hal-hal penting yang diperlukan dalam merevitalisasi TIM.
 
"Harusnya duduk barenglah dengan seniman, jangan ngotot-gototan. Kemarin pendekatannya hanya formalitas, kan harusnya enggak begitu. Kalau saya prinsipnya enggak setuju pembangunan hotel,” kata Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (26/11).

Meskipun tak setuju, Syarif tetap menghormati rencana jajaran Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang akan membangun hotel mewah di TIM. Ia menilai apa pun yang diupayakan Pemprov DKI memiliki tujuan yang lebih baik. 

"Tapi saya berpendapat apa yang diupayakan Pemprov untuk tujuan yang lebih baik, hanya saja hal-hal teknis mungkin kurang dipahami," ujar Syarif.

Poses revitalisasi TIM memakan biaya hingga Rp1,8 triliun. Kebutuhan dana tersebut rencananya akan menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) PT Jakarta Propertindo atau Jakpro yang telah masuk dalam APBD DKI Jakarta.