Gubernur Jawa Timur minta perketat pengamanan zona hijau

Khofifah meminta warga Jawa Timur mengganti silaturahmi dan halalbihalal secara fisik ke via daring.

Pengendara melintasi portal dengan penjagaan petugas linmas di Desa Tugurejo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (23/5).Foto Antara/Prasetia Fauzani/wsj.

Kawasan yang masih terbebas dari paparan coronavirus baru (Covid-19) di Jawa Timur, diminta untuk semakin memperketat barikade. Zona hijau tersebut perlu diamankan dari potensi penularan Covid-19 dengan menghentikan mobilitas manusia dari luar wilayah.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, wilayah zona hijau memerlukan beberapa aturan khusus, agar tetap bisa terjaga dari penularan Covid-19.

“Ada beberapa role model. Misalnya, di Kota Malang dan Kabupaten Malang, mereka punya kampung tangguh. Ada SOP bagaimana mereka menjelaskan kepada tamu-tamu yang akan masuk ke gang dan RW,” ucapnya, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (23/5).

Perangkat tersebut bisa digunakan untuk menolak kunjungan tamu tanpa perlu perdebatan. Apalagi suasana lebaran akan meningkatkan gairah silaturahmi dan berpotensi menyebarkan Covid-19.

“Jangan sampai kemudian, daerah ini tertular dari tamu-tamu yang tidak tahu status mereka OTG (orang tanpa gejala), ODP (orang dalam pengawasan), dan PDP (orang dalam pemantauan). Cara-cara ini harus dijelaskan dengan baik supaya tidak ada ketersinggungan. Terutama karena kita berada dalam situasi tradisi silaturahmi begitu kuat,” ujar Khofifah.