Gubernur Kalbar sebut zonasi Covid-19 bisa dimanipulasi

Gugus Tugas membagi risiko penularan Covid-19 ke dalam empat zona.

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. Dokumentasi Kemenkes

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji, meragukan zonasi coronavirus baru (Covid-19) yang disusun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Pasalnya, sistem untuk mengukur tingkat kerawanan penularan SARS-CoV-2 itu mudah dimanipulasi kepala daerah.

"Bisa saja kita bilang daerah kita (zona) hijau. Enggak perlu melakukan rapid test. Nanti, kan, tidak ada kasus. Padahal, itu (sistem zonasi) semu sebenarnya," ujarnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7).

Karenanya, bagi dia, daerah dengan zona hijau dari awal bukan yang terbaik. "Tetapi, bagaimana daerah itu (berubah dari zona) merah, lalu menjadi oranye, kuning, dan kemudian hijau. Itu yang kita kehendaki."

Gugus Tugas membagi tingkat risiko penularan Covid-19 ke dalam empat zona, dari merah(tertinggi), oranye, kuning, dan hijau (terendah). Berdasarkan data 28 Juni, sebanyak 53 daerah (10,31%) berisiko tinggi. 

Selanjutnya, sebanyak 177 daerah (34,44%) berisiko sedang (oranye), 185 daerah (35,99%) berisiko rendah (kuning), dan 99 daerah (19,26%) tanpa kasus ataupun tidak terdampak (hijau).