Harapan hampa mini lockdown memutus penyebaran virus

Presiden Jokowi menginstruksikan menjalankan mini lockdown untuk menekan angka penularan Covid-19. Apakah efektif?

Ilustrasi lockdown. Alinea.id/Oky Diaz.

Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif,” kata Presiden Joko Widodo dalam rapat dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) lewat konferensi video, Senin (28/9).

Dalam rapat tersebut, Jokowi menekankan pentingnya intervensi berbasis lokal untuk menekan kasus penularan Covid-19. Ia menjelaskan bahwa pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, hingga kantor lebih efektif ketimbang pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sebelum Jokowi mengemukakannya, konsep mini lockdown atau karantina wilayah secara lokal sudah diterapkan beberapa negara. Di Skotlandia, mini lockdown diterapkan pada Jumat (9/10) pukul 19.00 waktu setempat.

Dikutip dari TheSun.co.uk, Selasa (6/10), kebijakan itu berlangsung selama dua minggu atau lebih. Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon mengatakan, kebijakan tersebut diwujudkan dengan kewajiban bagi publik untuk beraktivitas hanya di dalam rumah.

Kebijakan itu diambil untuk merespons peningkatan kasus Covid-19 di Skotlandia. Pada Senin (5/10), diketahui ada 697 kasus baru dalam sehari di negara itu.