Idulfitri jatuh 13 Mei, Menag: Simbol cerminan kerbersamaan umat Islam

Berdasar metode hisab, posisi hilal minus. Sedangkan secara rukyat, hilal tidak terlihat.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas/Foto dok Kemenag.

Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Kamis (13/5). Penetapan tersebut merujuk pada hasil sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Kemenag, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (11/5).

Berdasar metode hisab, posisi hilal minus. Sedangkan secara rukyat, hilal tidak terlihat. "Maka, penetapan 1 syawal diistimalkan (menyempurnakan bulan Ramadan selama 30 hari), sesuai dengan hasil sidang isbat tadi, tentu kita berharap, mudah-mudahan dengan hasil sidang isbat ini seluruh umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idulfitri secara bersama-sama. Mudah-mudahan ini simbol cerminan kebersamaan umat Islam Indonesia," ujar Gus Yaqut, sapaannya, dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/5).

Sidang isbat digelar setelah salat Magrib. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 tahun 2004 tentang penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Dzulhijjah dilaksanakan Kemenag.

Dalam pelaksanaan sidang Isbat tadi, kata dia, Kemenag menggunakan metode hisab atau dengan cara perhitungan dan metode rukyat atau melihat langsung keberadaan hilal. Dia menjelaskan, dua metode tersebut bukanlah untuk dibenturkan, tetapi untuk saling melengkapi.

"Informasi hitungan hisab telah dikonfirmasi oleh laporan petugas Kemenag di daerah yang kita tempatkan tidak kurang di 88 titik, mulai dari Aceh sampai Papua di 34 provinsi di Indonesia. Dari 88 titik itu tidak ada yang melaporkan melihat hilal," ucapnya.