Imbauan Prabowo dinilai strategi cuci tangan 

Semua pihak diminta untuk bersikap kritis terhadap imbauan Prabowo

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) meninggalkan lokasi seusai menghadiri aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5)./ Antara Foto

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePi) Jeirry Sumampow, menilai imbauan Prabowo Subianto pada para pendukungnya untuk tidak menghadiri langsung sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), sebagai strategi cuci tangan. Imbauan tersebut dapat melepaskan keterkaitan calon presiden nomor urut 02, jika terjadi aksi pada sidang yang berlangsung pada 14-28 Juni mendatang.

Untuk itu, Jeirry meminta semua pihak untuk bersikap kritis terhadap imbauan Prabowo. 

"Bisa jadi secara politik nanti, aksi massa dibuat sebagai penegasan bahwa mereka bukan pendukung. Jadi nanti kalau ada aksi, mereka bisa saja menyebut hal demikian politis, dan tidak ada hubungannya dengan proses hukum sengketa pemilu," kata Jeirry usai diskusi di kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (13/6).

Dugaan Jeirry dilatarbelakangi sikap tidak konsisten Prabowo dan para pendukungnya. Menurut Jeirry, apa yang terjadi di lapangan nanti bisa saja berbanding terbalik dengan imbauan yang sudah diutarakan oleh Prabowo.

Jeirry pun mendorong agar Prabowo bersikap tegas memerintahkan seluruh pendukungnya untuk benar-benar tidak turun ke jalan menggelar aksi massa. Hal ini dinilai penting agar proses persidangan MK dapat berjalan dengan profesional, walaupun ia meyakini MK tidak akan mudah ditekan oleh pihak-pihak tertentu.