Indef ungkap tantangan utama pengembangan industri kendaraan listrik

Jika dilihat perkembangan pasar saat ini, harga mobil listrik di Indonesia masih mahal dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Industri mobil listrik dunia mengalami peningkatan yang pesat. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel besar berpotensi untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia. Proyeksi Bloomberg NEF (2021), menyebutkan dominasi mobil listrik akan terjadi pada 2035.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, tantangan utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia adalah harga jual yang mahal.

"Kalau dari segi harga, mobil listrik termasuk mahal dan separuhnya disumbang dari komponen baterai. Ini tantangan utama, karena tidak mudah dalam periode tertentu (konsumen) harus ganti baterai," kata Tauhid, dalam diskusi online, Rabu (20/4).

Dia juga menekankan tantangan tersebut pun akan merembet pada masalah perkembangan industri baterai kendaraan listrik, termasuk soal daur ulang (recycle) dan penggantian baterai melalui Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Tauhid menuturkan, jika dilihat perkembangan pasar saat ini, harga mobil listrik di Indonesia masih mahal dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.