Indonesia, bangsa bineka yang tak ekstrem ke kiri dan kanan

Para pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan kala itu, berasal dari berbagai etnis, agama, maupun ras. 

Ilustrasi kekerasan Belanda. Alinea.id/Oly Diaz.

Pemerhati isu strategis Imron Cotan menyatakan,  proses pembentukan Indonesia sebagai sebuah bangsa sudah dimulai sejak masa kolonial Belanda di abad 18. Proses itu tak henti, terus berlanjut hingga memasuki masa pergerakan nasional di abad 20 dan bermuara pada Proklamasi Kemerdekaan 1945.

"Dan wujud geografis kita sebagai negara kepulauan, yang terletak di antara dua samudra dan dua benua, membuat bangsa kita memiliki ciri khas yang berbeda dengan negara-negara besar lainnya yang umumnya kontinental," ujar Imron Cotan dalam Webinar Moya Institute bertajuk Momentum Hari Pahlawan: Peneguhan Kembali Nasionalisme, Senin (15/11). 

"Posisi geografis yang demikian, membuat bangsa kita, cenderung akomodatif. Tidak ekstrem ke kiri atau ke kanan," tambah Mantan Duta Besar Indonesia untuk China itu.

Masih kata Cotan, peristiwa Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, merupakan 'tes' pertama sebagai bangsa dalam menghadapi ancaman. 

Yang patut diingat, sambung Cotan, para pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan kala itu berasal dari berbagai etnis, agama, maupun ras.