Indonesia terpilih menerima alih teknologi vaksin m-RNA

Alih teknologi akan dilakukan dengan dukungan Korea Selatan sebagai negara pusat pelatihan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan virtual mengenai terpilihnya Indonesia sebagai salah satu negara penerima alih teknologi pembuatan vaksin m-RNA di bawah pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Kamis (24/2/2022)

Indonesia terpilih sebagai salah satu negara yang akan menerima alih teknologi pembuatan vaksin m-RNA di bawah pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Alih teknologi akan dilakukan dengan dukungan Korea Selatan sebagai negara pusat pelatihan atau training center dan MRNA Vaccine Technology Transfer Hub.

Selain Indonesia, alih teknologi vaksin m-RNA juga akan dilaksanakan di enam negara Afrika, yakni Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Tunisia, dan Afrika Selatan. Lalu, tiga negara Asia lain, yakni Bangladesh, Pakistan, dan Vietnam. Kemudian, Serbia, Argentina, dan Brasil. 

“Kami mengapresiasi WHO yang telah memilih Indonesia menjadi salah satu penerima alih teknologi vaksin m-RNA dari 25 pernyataan alih teknologi yang diterima WHO,” ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan resmi ketika berkunjung ke Jenewa dan pertemuan bersama Gavi, Kamis (24/2).

Pengembangan teknologi m-RNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan, melainkan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Dengan demikian, vaksin ini dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Retno menambahkan, jika teknologi ini benar-benar bisa diterapkan di Indonesia, maka kesetaraan akses vaksin di Indonesia, kawasan Asia Tenggara, dan negara-negara berpenghasilan rendah akan tercapai. Sistem yang sama juga bisa digunakan tidak hanya untuk vaksin Covid-19, tetapi juga untuk penyakit lain seperti malaria, TBC, dan kanker.