Ini protokol saat endemi buat masyarakat menurut IDI

Status pandemi ke endemi, jelas Erlinda, bukan berarti virus Covid-19 sudah tidak lagi eksis.

Ilustrasi: Pixabay

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan perlu banyak edukasi kepada masyarakat agar dapat bertindak tepat saat menghadapi virus SARS-CoV-2 setelah perubahan status dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Baik terkait pemakaian masker di kerumunan maupun isolasi mandiri (isoman) ketika terdeteksi positif.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar IDI, Erlina Burhan, menjelaskan, perubahan dari pandemi ke endemi membuat gejala-gejala yang muncul karena terifeksi Covid-19 dianggap seperti flu biasa. Agar tidak salah dalam bertindak, kata Erlina, perlu edukasi kepada masyarakat.

Isoman, jelas Erlinda, tidak lagi diperlukan bila seseorang terinfeksi Covid-19 masuk dalam kategori ringan, seperti flu atau batuk. Orang positif Covid-19 dengan gejala ringan masih diperbolehkan beraktivitas seperti biasa dan harus memakai masker serta tidak melepasnya bila berada dengan orang lain atau di keramaian.

"Kalau gejalanya ringan saja seperti flu, saya kira masih tetap bisa beraktivitas. Tettapi saat berinteraksi dengan orang lain harus pakai masker, ingat, ya, supaya tidak menularkan. Kalau sudah terkonfirmasi dan gejalanya cukup berat, maka isolasi dibutuhkan," kata Erlinda dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/6).

Status pandemi ke endemi, jelas Erlinda, bukan berarti virus Covid-19 sudah tidak lagi eksis. Erlinda menegaskan, status endemi menunjukkan penanganan Covid-19 sudah dapat terkendali dengan baik, serta tingkat imunitas masyarakat Indonesia sudah hampir seluruhnya baik dan memiliki antibodi berkat vaksinasi.