Ironi Kepulauan Seribu: Surga wisata yang kian terpuruk dalam kemiskinan

Kemiskinan di Kepulauan Seribu kian parah selama pandemi Covid-19.

Ilustrasi nelayan Kepulauan Seribu. Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Perahu kayu bercat cokelat itu melaju membelah laut menuju Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (29/30). Mendekati dermaga kecil Sebira, perahu "bertudung terpal" itu melambat. Jangkar dilempar, kapal ditambatkan.  

"Ini anak-anak (para pemancing) mau merapat sebentar buat beli makan sama bumbu buat keperluan nyambung (memancing) nanti malam," kata Sardian, salah satu anak buah kapal itu, saat berbincang dengan Alinea.id

Sardian membawa rombongan pemancing dari Maringgai, Lampung. Sejak dini hari, ia dan para pemancing telah berkeliling perairan sekitar Pulau Sebira. Namun, tak banyak ikan barakuda dan giant trevally (GT) yang berhasil mereka tangkap. 

"Baru dapat 5 kilogram GT. Belum mau pulang mereka. Mau lanjut mumpung besok hari Minggu," ucap Sardian. 

GT ialah sebutan lain bagi ikan kuwe. Ikan jenis itu paling banyak ditangkap di perairan tropis. Bobot seekor ikan GT bisa sampai puluhan kilogram.