Jadi Mensos, Risma pamer pengalaman urus orang gila

Wali Kota Surabaya itu ditugaskan sebagai Kemensos-1 untuk menggantikan koleganya di PDIP yang terseret kasus dugaan korupsi bansos.

Menko PMK, Muhadjir Effendy (kiri), bersama Menteri Sosial, Tri Rismaharini, saat prosesi serah terima jabatan di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Rabu (23/12/2020). Twitter/@KemensosRI

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, resmi dilantik sebagai Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju. Ia menggantikan koleganya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Juliari Peter Batubara, yang terseret kasus dugaan suap bantuan sosial (bansos) Covid-19 Jabodetabek.

Pelantikannya berlangsung di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Rabu (23/12). Serah terima jabatan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) cum Menteri Sosial ad interim, Muhadjir Effendy.

“Saya mengucapkan terima kasih Bapak Menko yang tadi berkenan (menemani) saya bisa bersama-sama di sini diantar. Takut saya. Matur nuwun, Pak. Saya tadi juga masih kaget-kaget, 'Opo iku (apa itu) Kemensos, ya? Menteri Sosial siapa?' Dipikiran saya, saya masih Wali Kota Surabaya,” ujar Risma saat telekonferensi, beberapa saat lalu.

Dirinya lantas menyinggung aktivitas sosialnya, terutama ketika memimpin di "Kota Pahlawan". Selama 10 tahun terakhir, diklaimnya telah membantu penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), terutama anak jalanan, dan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).

"Di Surabaya itu ada 1.300 orang gila yang terbuang. Hampir 98% bukan orang Surabaya. Sudah sembuh, saya pulangkan,” tutur Risma. ODGJ itu tidak hanya berasal dari Jawa Timur (Jatim) melainkan asal Sumatra hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).