Jaga Natuna, MPR minta armada penjaga pantai diperkuat

Lantaran China berulang kali mencuri ikan di wilayah Indonesia.

KRI Teuku Umar-385 melakukan peran muka belakang pascaupacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). Foto Antara/M. Risyal Hidayat

Pemerintah diminta memperkuat armada penjaga pantai (coast guard) di perairan Natuna, Kepulauan Riau, dengan intens. Lantaran China terus "bertualang" di wilayah paling utara di selat Karimata tersebut.

"Provokasi China di perairan Natuna yang tampak begitu nyata pada pekan kedua Desember 2019, itu merupakan pengulangan peristiwa serupa pada 2016," ujar Ketua MPR, Bambang Soesatyo, via keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (7/1).

Maret 2016, ungkap dia, kapal berbendera China menangkap ikan secara ilegal di perairan Natuna. Meski dihalau TNI, praktik lancung tersebut terus berulang. Terakhir pada bulan lalu.

"Puluhan kapal ikan China masuk perairan Natuna dikawal pasukan penjaga pantai China plus kapal perang fregat untuk kegiatan IUUF (illegal, unreported, and unregulated fishing). Semacam rencana bersama mencuri ikan yang diketahui dan melibatkan organ resmi pemerintah China," tuturnya.

Bamsoet, sapaannya, lalu menyinggung respons "Negeri Tirai Bambu" ihwal pergantian nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Perubahan dilakukan Indonesia per Juli 2017.