Jakarta siaga satu karena ada ancaman terorisme

Masyarakat tidak perlu takut. TNI dan Polri dapat menjaga kemanan di seluruh wilayah DKI Jakarta dari gangguan dan ancaman.

Prajurit TNI mengikuti apel pengamanan di Lapangan Monas, Jakarta. Antara Foto

Pascapengumuman hasil pemilihan umum atau Pemilu 2019, pihak kepolisian menetapkan DKI Jakarta saat ini dalam kondisi siaga I. Bukan karena aksi protes massa pendukung kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 02, Prabowo-Sandiaga, terkait hasil pemilu, melainkan ada ancaman terorisme dari pihak tak bertanggung jawab.

Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Dedi mengatakan, penetapan status siaga satu untuk DKI Jakarta diberlakukan mulai hari ini, Selasa (21/5).

Dedi menjelaskan, rencana aksi massa pada Rabu, 22 Mei 2019 dimanfaatkan oleh sekelompok terduga teroris untuk melancarkan aksi teror. Dari penangkapan puluhan terduga teroris dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah di sejumlah daerah oleh aparat Densus 88 menunjukkan adanya ancaman itu.

“Satu, serangan teroris menjadi ancaman nyata. Kedua mengantisipasi massa jumlah besar (di Jakarta)," Kata Dedi Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/5).

Menurut Dedi, meski telah memberlakukan siaga I, masyarakat diminta tetap tenang. Ia memastikan Polri dapat menjaga kemanan di seluruh wilayah DKI Jakarta dari gangguan dan ancaman. "Masyarakat tidak perku takut. Dan dapat menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Ada jaminan keamanan dari TNI-Polri," ujar Dedi.