Jalan tikus membuat 'lockdown' Jakarta tak efektif

Mendagri Tito menilai kebijakan lockdown di Jakarta kurang tepat.

Mendagri Tito Karnavian didampingi Kepala BNPB Doni Monardo saat memberikan arahan kepada pemda terkait penetapan status darurat Covid-19, Selasa (16/3)/Foto Puspen Kemendagri.

Banyaknya jalan kecil atau jalan tikus yang menghubungkan Kota Jakarta dengan daerah sekitar akan membuat lockdown atau kuncitara (penguncian sementara) menjadi tidak efektif.

"Jakarta sudah jadi megapolitan dan hampir tidak ada batas dengan Depok, Tanggerang maupun Bekasi," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian seusai rapat bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (21/3).

Jakarta, sambung mantan Kapolri itu, bisa saja menutup akses jalan nasional, provinsi dan jalan kota, namun jalan-jalan tikus yang hanya bisa dilalui motor atau perorangan akan sulit terpantau, sehingga opsi lockdown dirasa kurang tepat.

Tito kemudian membandingkanya dengan Kota Tokyo, Seoul dan Sanghai yang tidak melakukannya namun mampu meredam sebaran Covid-19.

Opsi lockdown, kata dia, akan berpengaruh pada ekonomi Indonesia karena Jakarta merupakan pusat ekonomi, tempat 70 persen uang beredar, sehingga berpotensi menimbulkan krisis ekonomi jika dilakukan.