Kasus penembakan Kantor MUI diharapkan tak berakhir antiklimaks

Pelaku penembakan Kantor MUI, yang sempat mengklaim sebagai nabi, meninggal dunia saat dibawa ke Puskesmas Menteng.

Komisi VIII DPR berharap kasus penembakan Kantor MUI tak berakhir antiklimaks. Google Maps/Mang Duyeh

Anggota Komisi VIII DPR, Bukhori, mengecam aksi penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, pada Selasa (2/5). Diharapkan pengusutan kasusnya tidak berakhir antiklimaks lantaran pelaku terbukti melakukan pidana.

"Saya berharap agar kasus ini tidak berakhir pada pola atau narasi yang menyatakan bahwa pelaku adalah orang gila, stres, dan sebagainya. Sebab, pelaku jelas terbukti melakukan suatu perbuatan yang telah memenuhi unsur pidana," ucapnya dalam keterangannya, Rabu (3/5).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun meminta masyarakat, terutama umat Islam, tidak terprovokasi dengan penembakan Kantor MUI tersebut. Pangkalnya, kondisi diprediksi makin tak kondusif menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Ini adalah upaya-upaya agar kondisi menuju 2024 semakin tidak kondusif dan umat Islam harus semakin waspada, namun tidak boleh terpancing," ujarnya.

Diketahui, Kantor MUI ditembak orang tidak dikenal (OTK) pada pukul 11.24 WIB kemarin. Pelaku merupakan warga Lampung berinisial M (60), yang sempat mengirimkan dua kali bersurat kepada Ketua MUI.