Kasus stunting dan kemiskinan ekstrem di Jambi turun, apa strateginya?

Menko PMK meminta Pemprov Jambi tidak berpuas diri, tetapi memacu lebih cepat agar berkontribusi besar.

Kasus stunting dan jumlah kemiskinan ekstrem di Jambi turun signifikan pada 2022. Alinea.id/Oky Diaz

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dalam menekan angka kasus kerdil (stunting) dan kemiskinan ekstrem. Pangkalnya, menjadi salah satu daerah dengan kemajuan pesat.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, stunting di Jambi mencapai 18%. Artinya, turun 4,4% dibandingkan tahun 2021 sebesar 22,4%. Angka prevalensi stunting nasional saat ini 21,6%. 

Jambi juga tergolong provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem di bawah nasional sebesar 1,16% pada 2022. Diperlukan upaya menuju 0%kemiskinan ekstrem pada 2024. Tingkat kemiskinan ekstrem nasional saat ini sebesar 2,04%.

"Jambi mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam menangani stunting maupun kemiskinan ekstrem, tetapi kita jangan terus berpuas diri. Kita harus memacu lebih jauh, lebih cepat, lebih tinggi capaiannya supaya Jambi dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap upaya kita untuk menangani stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem secara nasional," tutur Muhadjir.

Dirinya meminta Pemprov Jambi meningkatkan kolaborasi dengan menggandeng pemangku kepentingan, baik swasta maupun lembaga pendidikan, dalam merumuskan program penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Demikian disampaikannya saat "Roadshow Dialog Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Jambi" secara daring, Senin (14/4).