Kata cendekiawan muslim soal Islamophobia dan terorisme

Kedekatan dakwah kampus dan isu radikalisme dan terorisme adalah realitas yang menurutnya harus diterima.

Jimly A. dalam webinar Grand Opening Rumah Bersama Muslim se-Universitas Indonesia, Sabtu (26/3). Dok. Tangkapan Layar Youtube/Salam TV - The Official Channel of Salam UI

Islamophobia semakin berkembang dengan cepat dan kian merebak di tengah-tengah masyarakat global. Pengertian secara bahasa, Islamofobia berasal dari dua kata, yaitu Islam dan fobia (ketakutan yang berlebihan). Jika ditarik maknanya, istilah tersebut didefinisikan sebagai prasangka atau ketakutan yang tidak wajar terhadap Islam dan kaum Muslimin.

Cendekiawan Muslim, Jimly Asshiddiqie melihat ada dua penyebab merebaknya isu tersebut. Pertama, santernya kedekatan Islam dengan radikalisme dan terorisme kian menjadi sorotan. Hal ini membuat stigma buruk terhadap kehidupan beragama terlebih di belahan dunia lain dengan umat muslim sebagai minoritas.

“Pertama karena orang Islamnya sendiri (terkesan) kaku, (terkesan) radikal, (terkesan) teroris, tapi jangan kecil hati,” kata Jimly dalam webinar Grand Opening Rumah Bersama Muslim se-Universitas Indonesia, Sabtu (26/3).

Jimly melihat, minimnya pembicaraan tentang perkembangan islam menjadi alasan kedua. Apalagi banyak pernyataan resmi dari pejabat yang menunjukkan kebenciannya terhadap Islam.

“Yang kedua perkembangan Islam ini tidak dibicarakan,” ujar Jimly.