Kata seniman soal TIM akan dibangun hotel bintang lima

Keputusan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mendirikan hotel tidak sejalan dengan visi menjadikan TIM sebagai pusat kesenian.

Teater Jakarta taman Ismail Marzuki. Foto: ist

Seniman Radhar Panca Dahana angkat bicara soal polemik revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang salah satunya akan membangun hotel bintang lima di kawasan pusat kesenian tersebut. Menurutnya, keberadaan hotel dalam revitalisasi yang dilakukan Pemprov DKI itu memiliki pendekatan yang keliru karena hanya mengedepankan sisi komersial.

“Iya dianggap sebagai cost center melulu, duit doang. Mereka bikin jalan keluar yang keliru. Nah ini makanya seperti kami bilang mau revitalisasi apa pun boleh saja, tapi ajak bicara seniman sebagai stakeholder utama dari TIM itu mereka yang menggerakkan TIM itu karya-karya yang membuat reputasi," kata Radhar di Jakarta, Selasa (26/11).

Radhar mengatakan, keputusan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mendirikan hotel tidak sejalan dengan visi menjadikan TIM sebagai pusat kesenian, terutama bagi para seniman yang telah besar dan tumbuh bersama dalam wadah untuk berekspresi itu.

"Karena kebudayaan itu bukan cost. Kebudayaan itu investasi. Selama ini pendekatannya kesenian itu seolah-olah buang duit gitu. Itu keliru besar," kata Radhar.

Investasi kebudayaan yang dimaksud Radhar adalah investasi dari segi imateriil yang tidak dapat dibandingkan dengan keuntungan yang nantinya didapatkan dari biaya sewa hotel yang dijanjikan oleh Jakpro.