Yogyakarta targetkan kawasan kumuh berkurang

Total luas kawasan kumuh di Kota Yogyakarta 264,9 ha dan berkurang menjadi 106,39 ha pada akhir 2017. Ditargetkan, berkurang menjadi 54,7 ha

Presiden Joko Widodo berjalan di Malioboro, Yogyakarta pada Minggu (31/12). Presiden menunggu momen pergantian tahun dengan mengajak warga masuk ke istana dan menikmati kuliner tradisional. ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta menargetkan luas kawasan kumuh di Yogyakarta pada akhir 2018 tersisa seluas 54,7 hektare (ha).

"Ada beberapa langkah yang sudah disiapkan untuk melakukan penanganan kawasan kumuh pada tahun ini. Yang pasti, penanganan kawasan kumuh tetap dilakukan secara 'keroyokan' oleh pusat, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Kota Yogyakarta," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Jumat (12/1) seperti dikutip Antara.

Berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 216 Tahun 2016, total luas kawasan kumuh di Kota Yogyakarta mencapai 264,9 ha dan berkurang menjadi 106,39 ha pada akhir 2017 dan ditargetkan berkurang menjadi 54,7 ha pada akhir 2018. Sisa luasan kawasan kumuh tersebut akan ditangani secara tuntas pada 2019 sehingga pada akhir 2019 sudah tidak ada lagi kawasan kumuh di Kota Yogyakarta. Ini sesuai target dari pusat. 

Sejumlah kawasan kumuh yang akan menjadi sasaran penanganan pada tahun ini diantaranya berada di Kelurahan Pandeyan dan Kelurahan Muja-Muju yang berada di bantaran Sungai Gajahwong serta di Kelurahan Sorosutan yang berada di bantaran Sungai Code.

Penanganan kawasan kumuh di ketiga lokasi tersebut menggunakan dana dari pemerintah pusat melalui Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman. Dana yang dialokasikan untuk penanganan kawasan kumuh di Sorosutan mencapai Rp 7,2 miliar sedangkan di Pandeyan dan Muja Muju dianggarkan Rp 9 miliar.