Kematian Bahrun Naim bukan akhir ancaman teror

Polri menyatakan tidak menerima laporan meninggalnya Bahrun Naim secara resmi.

Anggota Polres Tasikmalaya Kota berjaga saat penggeledahan di rumah terduga jaringan teroris di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/8)/ Antara Foto

Informasi kematian Pentolan Islamic State of Iran and Syria (ISIS) Bahrun Naim yang disampaikan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) kepada Menhan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, disebut bukan akhir dari aksi teror di Indonesia. Pengamat terorisme Zaki Mubarak mengatakan sampai saat ini masih banyak jihadis-jihadis yang berpotensi melakukan berbagai serangan terorisme.

"Nilai informasi dari Menhan AS ini lebih credible dibandingkan info-info atau rumor-rumor sebelumnya," kata Zaki kepada Alinea, Selasa (11/9).

Zaki mengatakan kematian Bahrun sulit dibuktikan melalui jasadnya. Hal itu dikarenakan pria kelahiran 1983 itu mati saat serangan oleh pasukan AS. Selain itu, medan pertempuran di Suriah juga menjadi alasan lain sulitnya pembuktian kematiannya.

Terkait ISIS sendiri, Zaki mengatakan kelompok militan itu sudah terusir dari markasnya di Hawija Irak dan Deir Az Zur Suriah. Dengan begitu, tak menutup kemungkinan para pengikutnya menyebar ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.

Di sisi lain, Pengamat terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Roby Sugara mengatakan pemerintah AS memiliki alasan tersendiri untuk tidak memulangkan jasad pria bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo itu. Jenazah itu akan ditafsirkan berbagai macam oleh pendukung Bahrun di Indonesia.