Kemendikbud tegaskan PTM tetap patuhi protokol kesehatan

Pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan dengan pertimbangan kondisi yang ditentukan oleh keputusan stakeholder.

Ilustrasi. Freepik

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Dasar Rachmadi Widdiharto menjelaskan alasan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

"Pertama bertambahnya anak-anak yang terancam putus sekolah karena harus bekerja lantaran kondisi ekonomi tidak berjalan. Kedua, hal-hal yang kurang mendukung tumbuh kembang anak selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti, wilayah yang belum terjangkau akses internet. 
Ketiga, kondisi psikologi sosial keluarga dan anak seperti, stres, kecemasan, dan bullying," papar dia  dalam webinar yang bertajuk Dukungan Keluarga dalam Pembukaan Sekolah dalam Melaksanakan PTM, Senin (7/12).

Fenomena tersebut menjadi keprihatinan tentang kondisi pendidikan. Itulah sebabnya, untuk mengantisipasi memburuknya hal seperti itu ke depannya, pemerintah berencana melakukan PTM pada semester genap nanti dengan mematuhi protokol kesehatan.

Rachamadi menyebutkan beberapa poin penting dalam melaksanakan PTM. Pertama, wajib mematuhi protokol kesehatan. Kedua, wajib menyediakaan sarana dan prasarana pendukung. Ketiga, wajib menanamkan kebiasaan baru kepada peserta didik.

Di mana sekolah bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan satgas penanganan Covid terkait memastikan sarana dan prasarana yang ada dan maksimal daya tampung siswa 50%. Kondisi ini harus disikapi dengan bijak dan lebih berhati-hati serta waspada. Kesehatan peserta didik tetap yang terpenting.