G20, Kemendikbud upayakan budaya jadi alat menjaga lingkungan

Sekitar 80% anak muda Indonesia dinilai memiliki kepedulian terhadap lingkungan

Ilustrasi krisis iklim. Unsplash

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengupayakan konsolidasi budaya guna menjaga lingkungan dalam Senior Official Meetings (SOM) G20 Culture. Tujuannya, menciptakan platform agar praktik kesadaran terhadap kelestarian lingkungan dapat dukungan secara global.

"Dalam SOM, G20 harus ada skema pembiayaan sehingga praktik-praktik yang bagus bisa dipertemukan dalam satu skema pendanaan. Sehingga, hal itu bisa benar-benar menjadi gerakan yang solid," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, Kamis (11/8).

Menurutnya, tantangan saat ini adalah mempertajam pembahasan tentang mekanisme dan skema pembiayaan dari lembaga pendanaan global terhadap praktik-praktik atau filosofi hidup agar berjalan efektif.

"Kurang lebih filosofinya mengambil secukupnya. Dengan begitu, kita bisa menjaga kelestarian, tapi orang enggak kurang makan," ucapnya.

Hilmar berpendapat, praktik-praktik tersebut tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain. Dalihnya, filosofi itu bersumber dari kearifan lokal (local wisdom) dan bertebaran luas.